REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Kekacauan siber global sedang terjadi di lebih dari 70 negara di dunia akibat serangan ransomware. Perusahaan keamanan siber swasta, CrowdStrike, mengidentifikasi ransomware yang digunakan adalah varian baru dari virus WannaCry'. Ransomware ini memiliki kemampuan menyebar ke jaringan besar dengan memanfaatkan bug yang ada di sistem operasi Microsoft Windows, secara otomatis.
"Begitu masuk dan mulai bergerak melintasi
infrastruktur lain, tidak ada cara untuk menghentikannya," kata Adam
Meyers, seorang peneliti di CrowdStrike.
Microsoft
mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pembaharuan Windows secara
otomatis untuk melindungi klien dari virus WannaCry. Perusahaan ini
mengeluarkan sebuah patch pada 14 Maret untuk melindungi mereka dari
Eternal Blue.
"Hari ini para insinyur kami menambahkan deteksi
dan perlindungan terhadap perangkat lunak berbahaya baru yang dikenal
sebagai Ransom: Win32.WannaCrypt," kata Microsoft dalam sebuah
pernyataan.
Para peretas, yang belum teridentifikasi, ini
kemungkinan membuat malware yang dapat menyebar sendiri dengan
memanfaatkan kode NSA. Kode itu dikenal dengan nama "Eternal Blue" yang
dirilis bulan lalu oleh sebuah kelompok bernama Shadow Brokers.
"Ini
adalah salah satu serangan ransomware global terbesar yang pernah ada
di dunia maya," kata Rich Barger, direktur riset Splunk, salah satu
perusahaan yang menghubungkan WannaCry dengan NSA.
Sumber : reuters
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/17/05/13/opvfdb368-microsoft-perbarui-windows-untuk-lindungi-user-dari-virus-wannacry
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/17/05/13/opvfdb368-microsoft-perbarui-windows-untuk-lindungi-user-dari-virus-wannacry